Business

Kisah geureuda deuk : Sebutan Perilaku Tamak Orang Aceh

By | 21:53 Leave a Comment
Kisah geureuda deuk : Sebutan Perilaku Tamak Orang Aceh-Zaman dahulu Pada suatu tempat di pedalaman aceh terjadi huru hara yang membuat warga panik. Burung raksasa memhancurkan tanaman-tanaman dan binatang ternak warga. Setelah selesai disatu kempung burung tersebut datang ke kampung lain dan melakukan hal yang sama. Akhirnya, kejadian tersebut sampai ke telinga sang raja yang memerintah dikala itu.

Kisah geureuda deuk : Sebutan Perilaku Tamak Dalam Kehidupan Orang Aceh
ilustrasi

Raja memerintah bala tentaranya untuk membunuh burung tersebut. Setelah sebulan berusaha untuk membunuh burung tersebut setiap datang ke pemukiman penduduk tidak membuahkan hasil apa-apa malahan banyak prajurit yang terluka terkena cakaran burung tersebut. Sang raja pun memanggil seluruh pandai besi di negeri itu untuk membuat senjata yang dapat melawan burung itu. Ada yang menyarankan menggunakan meriam bambu(bude trieng). Setelah di coba pada hari pertama burung tersebut nampak terkejut tapi belum mampu mengusir burung tersebut.
Sang raja pun memanggil panglima perangnya. Raja meminta ahli senjata yang belum terdata untuk segera didatangkan ke kerajaan. Setelah di data ternyata ada seorang pandai besi dan juga seorang alim ulama. Ulama tersebut dihadapkan ke depan raja. Setelah di layani dengan baik, raja meminta di buatkan senjata yang ampuh yang mampu melawan burung tersebut. Ulama itu menyanggupinya.
“Daulat tuanku, itu bukan sembarang burung, itu burung namanya geureuda. Ia lapar dan memakan apasaja yang ada dihadapannya.” Jelas ulama itu.
“ lalu dengan apa kita dapat membunuhnya” tanya sang raja.
“burung itu hanya dapat dibunuh dengan menggunakan senjata kombinasi dari besi, tembaga, perak dan emas” jawab ulama itu.
“baiklah, buatkan kami senjata itu untuk membunuhnya” pinta sang raja.
Ulama tersebut menyanggupinya dan meminta waktu dua bulan karena membuat senjata itu harus puasa 44 hari dan melakukan salat sunat setiap mau melakukan pekerjaan tersebut. Ulam tersebut juga meminta seorang pemuda yang gagah, taat beragama serta bersih jiwa raganya karena senjata yang dibuat ini bukan sembarang senjata. Akhirnya dipanggillah seorang pemuda nelayan yang berbadab kekar. Dia berlaku dangat sopan dan pemuda itu memenuhi kriteria yang diungkapkan oleh ulama tadi. Pemuda tersebut kemudian di namakan Banta.
Maka mulailah Banta dan Ulama tersebut membuat senjata yang dinamakan dengan rencong untuk melawan burung yang dinamainya dengan nama geureuda deuk. Rencong berbentuk lacip dengan berbentuk kalimah bismillah. Rencong dibuat dari besi-besi pilihan yang dipadu dengan tembaga, timah, logam, emas dan diolesi dengan zat-zar racun supaya bisa melumpuhkan burung tersebut. Setelah selesai senjata tersebut diserahkan ke Banta.
Banta pun mencari dimana keberadaan geureuda deuk untuk membunuhnya. Ketika sedang berada disebuah bukit, ia melihat burung tersebut sedang bertengger diatas dahan pohon besar. Para tentara pun memancing burung tersebut. Akhirnya burung itu terbang ke arah mereka. Banta pun segera hendak menusuk rencongtersebut ke arah perut geureuda deuk tersebut namun berkali-kali gagal. Banta pun terjepit dalam cengkraman kaki burung itu dan di bawa terbang oleh burung tersebut.
Banta pun sudah lemah dan tak berdaya lagi. Dengan sisa tenaga yang ada mencabut bulu kaki geureuda sehingga burung itu merapatkan kakinya karena kesakitan. Hal ini dimamfaatkan oleh Banta untuk menusuk rencongtadi tempat ke arah perut burung raksasa tersebut. Burung raksasa itu pun kesakitan dan mengeluarkan banyak darah dari perutnya sehingga akhirnya geureuda deuk itu pun terjatuh dan mati. Banta pingsan dalam cengkraman kaki burung raksasa tersebut dan diselamatkan oleh tentara. Itulah legenda geureuda deuk. Sejak saat itu setiap orang yang congok dan banyak makan di negeri tersebut dipanggil dengan sebutan geureuda deuk. Hal ini sesuai dengan sifat geureuda deuk yang memakan apa saja.
Sumber : “legenda aceh” karya Iskandar Norman


Newer Post Older Post Home

0 comments: